Kemampuan Bernegosiasi

Manusia diberikan mulut oleh Tuhan, fungsinya bukan hanya untuk makan dan minum, tapi juga untuk mengungkapkan maksud, dan diwujudkan melalui bicara. Kemampuan bicara atau berkomunikasi semua manusia pada dasarnya adalah sama, yang membedakannya adalah jelas, dapat dimengerti, dan efektif.

Berbicara atau berkomunikasi yang KOMUNIKATIF berbeda dengan berkomunikasi yang EFEKTIF. Komunikatif artinya apa yang kita bicarakan dimengerti dan dipahmi oleh lawan bicara kita, karena jelas, sederhana dalam arti mudah dipahami, dan singkat dalam arti tidak bertele-tele. Jadi pengertiannya lawan bicara kita mengerti dan paham saja tatpi tida melakukan apa yang kita komunikasikan atau apa yang kita inginkan.

Sedangkan Komunikasi yang EFEKTIF adalah efek atau akibat yang ditimbulkannya dari apa yang kita komunikasikan sesuai dengan yang kita inginkan Contoh : Saya berkeaa pada seseorang : "Besok kamu masuk kantor datang lebih awal jam 07.00 pagi, dan bawa sarapan nasi uduk buat saya ya ... " Besoknya orang tersebut datang tepat jam 07.00 pagi dan membawa sarapan nasi uduk buat saya. Ini namanya saya berkomunikasi dengan Efektif. Tapi bila orang tersebut mengerti saja, tapi tidak dijalankan, yaitu tidak datang jam 07.00 pagi dan tidak membawa nasi uduk buat saya, berarti saya berkomunikasi hanya KOMUNIKATIF saja tidak EFEKTIF. Komunikasi yang komunikatif belum tentu efektif, tapi komunikasi yang efektif sudah pasti komuinikatif. Masalahnya adalah bagaimana caranya agar komunikasi kita komunikatif dan efektif.... ?

Kemampuan berkomunikasi atau berbicara banyak ragamnya seperti, sebagai Pembawa Acara (MC), Negosiator, Orator, Public Speaking, Provokator, dan lain-lain. Jadi bernegosiasi merupakan salah satu bentuk atau cara dari bagaimana kita berkomunikasi atau teknik berkomunikasi.

Hakekatnya dengan berbicara atau kemampuan bicara dapat menyelesaikan semua masalah atau permasalahan yang ada dengan cara yang baik dan bersahabat, tidak menggunakan cara-cara yang kasar, mengacam, dan perseteruan berkepanjangan. Contoh : Bagi yang sudah berkeluarga, tidak perlu kita harus dan sealalu marah-marah bila terjadi perselisihan baik dengan istri, anak-anak kita, dan orang lain, cukup dengan kita ajak duduk bersama, kemudian kita ungkapkan bersama apa yang menjadi penyebab perselisihan dan bahas jalan keluarnya dengan selalu mengutamakan kepentingan kita bersama.  Bila ini kita jalankan dengan niat dan etikad baik, maka semua perselisihan dapat diselesaikan dengan pembicaraan, baik perselisihan yang terjadi di lingkungan keluarga maupun di luar lingkungan keluaga, serta semua perselisihan atau perbedaan-perbedaan pandangan dengan orang lain dapat diselesaikan dengan pembicaraan yang baik dan benar.

Berdasarkan tinjauan secara hakekat diatas, penulis mencoba berpendapat dan menyimpulkan bukan untuk disalahkan dan menyalahkan, bahwa Kemampuan berkomunikasi dalam menyatukan perbedaan kepentingan, menyelesaikan percecokan, perselisiahan, dan pertentangan, atau sering disebut dengan istilah konflik, dapat diselesaikan dengan "bernegosiasi" dengan pihak-pihak terkait. Oleh karena itu diperlukanlah seseorang yang memiliki kemampuan untuk bernegosiasi dengan pihak-pihak lain yang terkait. Contoh :  satu kegiatan Gubernur DKI Jakarta, Bapak Ahok dalam membongkar kawasan kumuh Kali Jodoh untuk dijadikan ruang terbuka hijau, mendapatkan banyak perselisian, pertentangan dan penuh dengan konflik, tapi akhirnya pembongkaran berlansung dengan damai, sehingga saat ini peroses pembangunan ruang terbuka hiaju dapat dijalankan. Bila kita menengok kebelakang daerah tersebut sudah ada sejak zaman Belanda, dan banyak para pejabat berkeinginan untuk tidak digusur dan sebagainya, walaupun faktanya tempat tersebut kumus dan di jadikan tempat prostitusi, transaksi narkoba, dan penyakit-penyakit sosial lainnya , yang harus di gusur dan dibenahi. Inilah terlihat kemampuan bernegosiasi yang menghasilkan atau berhasil,  para warga yang bertempat tinggal dikawasan ini di sediakan perumahan, dan lain-lain.

Begitujuga kasus penyanderaan pelaut Indonesia sebanyak 14 orang oleh pemberontak Abu Sayep, di Philipina, yang telah berlangsung lama, menurut hemat penulis, negosiasi dengan pemerintah Philipina jangan terlalu lama atau membuang-buang waktu, energi dan tenaga, bila negosiasi tidak menghasilkan atau tidak ada hasilnya, maka harus di coba atau di pakai cara lain. Ini hanya pendapat penulis sebagai orang awam di bidang politik.

Bagaimana cara bernegosiasi yang baik, benar dan efektif, tentunya kita harus memahami caranya, yaitu sebagai berikut :

!. Harus mempunyai keberanian untuk mendatangi,  atau mengundang orang yang punya masalah atau berselisih dengan kita, dan duduk bersama untuk membahas masalah yang ada.

2. Harus bisa dan mampu menganggap atau menerima diri orang yang berselisih kita itu adalah seorang sahabat yang baik. Sebagai seorang sahabat yang baik tentu kita layani seperti tamu terhormat, senyum yang ramah, tutur kata yang sopan dan santun, tingkah laku yang beretika, menjadi pendegar yang baik dan sangat penuh perhatian, dan lain-lain.

3. Ketika kita mulai berdiskusi dengan orang tersebut, kita harus selalu mempunyai pandangan yang tidak menyinggung perasaannya, merendahkan, dan meremehkan pandangannya orang tersebut, bahkan kita harus sebaliknya memberikan masukan dan pandangan tentang masalah yang terjadi dan yang sedang kita hadapi bersama.

4. Kita harus punya kemampuan untuk menyakinkan orang tersebut, bahwa sebenarnya kita akan membantu orang tersebut dan berada dipihak orang tersebut, atau disisi mereka.

5. Kegiatan di atas, harus kita lakukan berulang-ualang atau terus menerus secara berkesinambungan atau konsisten sampai menghasilkan hasil.

6. Bila waktu yang kita gunakan terlalu lama dan juga tidak terjadi kesepakatan dan atau sulit mencapai kesapakan, atau kegiatan negosiasi yang kita lalukan tidak menghasilkan apa-apa, maka kita harus menggunakan cara lain yang lebih mengena dan pastikan akan ada hasilnya.

Berdasarkan kepentingannya,  kemampuan negosiasi ini harus dimiliki semua orang di berbagai jenis profesi atau pun apapu profesinya. Khusus untuk tenaga penjual kemampuan ini sangat mendukung prosesi mereka, karena tenaga penjual harus menciptakan posisi win-win solution, atau posisi menang-menang bila ingin transaksi penjualan yang mereka lakukan berhasiil. Kemampuan bernegosiasi sama juga artinya dengan kemampuan berkomunikasi menang-menang, bukan kalah menang atau menang kalah.

Seorang tenaga penjual yang sukses, juga merupakan seorang negosiator yang ulung, karena mereka tiap hari melakukannya, kemampuannya terasah dengan menghadapi berbagai macam karakter yang menjadi calon konsumennya, yang harus diajak untuk bernegosiasi membeli barang atau jasa yang ditawarkannya.


Terima kasih.... Salam sukses sampai akhir ......... 







Kemampuan Bernegosiasi Kemampuan Bernegosiasi Reviewed by sales motivation on April 28, 2016 Rating: 5

3 komentar:

  1. jadi referensi buat saya juga nih pak dalam kehidupan sehari - hari

    BalasHapus
  2. enak juga ini, makannya pak Lukiono..makan dulu baru nego..sedikit-sedikit makan..wkwkwkwkwkwwk..

    BalasHapus
  3. boleh dicoba dan diterapkan...terima kasih mr lukiono.....

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.