Nasib



Nasib itu sebenarnya tidak ada, nasib itu merupakan hasil, yaitu;  Hasil dari perbuatan kita, yaitu akumulasi (kumpulan) perbuatan kita. Contohnya : Seorang Tenaga Penjual mulai tanggal satu, bekerja keras dengan penuh semangat, rajin, disiplin, dan ulet, sehingga setiap hari memperoleh map order sebanyak dua order, sehingga pada saat pembagian komisi, insentif dan lain-lain tenaga penjual tersebut melampaui target penjualannya serta memperoleh penghasilan yang banyak sekitar 4 Juta lebih, inilah di katakan nasib tenaga penjual itu baik, atau nasibnya baik.

Sebaliknya Seorang Tenaga Penjual bekerja males-malesan, selalu menunda-nunda pekerjaan, tidak memiliki semangat, mudah putus asa, dan selalu pesimis, maka pada saat pembagian komisi, insentif dan lain-lain, tenaga penjual tersebut tidak mencapai target penjualannya dan akan memperoleh penghasilan sangat kecil sekali hanya sekitar Rp. 200.000,- saja, dan ini yang dikatakan nasib jelek atau nasib tenaga penjual itu buruk.

Berdasarkan penjelasan diatas adalah nasib itu adalah akibat dari kumpulan-kumpulan perbuatan sebelumnya, bila perbuatan-perbuatan yang dilakukannya adalah perbuatan-perbuatan yang baik dan positif yang telah terakumulasi tersebut, maka hasilnya akan  baik dan positif, berarti nasib kita baik. Begitupun sebaliknya bila yang dilakukan sebelumnya adalah perbuatan-perbuatan buruk dan negatif dan terakumulasi, maka hasilnya akan buruk dan negatif, berarti nasib kita buruk.

Oleh karena itu, nasib dapat kita rubah dengan segera, yaitu dengan melakukan hal-hal yang baik dan positif, maka hasilnya pasti menjadi baik atau nasib kita baik. Jadi nasib bisa di rubah, dengan jalan berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik dan positif. Kalau takdir tidak bisa di rubah itu sudah kehendak dari  Allah SWT, walaupun kita sudah berikhtiar, berusaha dengan sepenuh hati, dan terus berbuat kebaikan, kemudian Allah SWT tidak menginginkan keinginan kita tercapai tentu pasti tidak tercapai, ini namanya takdir.  Contoh : Kita ditakdirkan menjadi laki-laki, walaupun bagaimana kita tetap laki-laki tidak bisa berubah menjadi wanita, begitupun sebaliknya bila kita ditakdirkan sebagai wanita tidak mungkin jadi laki-laki.

Hidup manusia itu ada yang mengatakan seperti roda kadang diatas kadang di bawah, sebenarnya kita manusia tidak bisa di samakan dengan roda, hal ini bisa terjadi karena kebanyakkan dari manusia atau orang yang sudah berhasil, misalnya menjadi kaya-raya kedudukannya tinggi, mereka menjadi lupa diri dan sombong, tidak mau belajar lagi, tidak mau berbuat baik lagi,  tidak mau bekerja keras lagi seperti saat mereka belum sukses, akhirnya mereka menjadi hancur, dan usahanya bangkrut, dan hidupnya kembali di bawah seperti roda.

Akan tetapi,  pada saat mereka ada dipuncak, misalnya memiliki banyak harta dan kedudukan tinggi, tapi mereka tetap berbuat baik, terus menerus mawas diri, belajar terus, tidak sombong, terus bekerja keras dengan mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi, dan selalu berbuat kebaikan-kebaikan, maka tidaklah mungkin mereka menjadi bangkrut atau berada di bawah lagi seperti roda.

Jadi bisa kita lihat kenyataan di kehidupan masyarakat sehari-hari, kenapa ada orang yang hidupnya sukses terus, dan ada juga orang yang hidupnya kadang diatas dan kadang dibawah, atau ada yang hidupnya di bawah terus.
Nasib Nasib Reviewed by sales motivation on September 05, 2014 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.