Ketika seorang pria dan wanita berkenalan, lalu mengadakan
pertemuan, kemudian menjadi pasangan
kekasih, lalu melanjutkan hubungan cinta mereka kesebuah pernikahan, setelah
acara pernikahan selesai, mereka berdua akan melangsungkan acara bulan madu untuk membuktikan cinta sejati mereka
berdua, dan saat itulah awal mula dari
kehidupan seorang manusia akan dilahirkan kedunia.
Pada saat mereka sedang memadu kasih, dengan penuh
kemasyukan, sampai pada akhirnya mereka merasakan kenikmatan yang luar biasa,
disaat itu pulalah, sang “bakal hidup”, sedang di keluarkan oleh sang Prianya, di
dalam Sperma yang di dalamnya mengandung
“bakal hidup” (kromosom), dan “bakal hidup” itu tidak sendirian tapi ribuan
jumlahnya, mereka harus berlomba-lomba
untuk berlari sekencang-kencang dengan kecepatan yang tinggi menuju zygot (
rahim), tempat dimana “bakal hidup” (Kromosom) bertemu dengan sel telur, milik
pasangan wanitanya.
Mereka berlomba saling mendahului, siapa yang kuat, cepat, tidak peduli dengan
yang lainnya, dan tanpa mengenal lelah, dialah yang akan sampai terlebih
dahului ke Zygot (rahim), akhirnya salah
satu, dari ribuan jumlah “bakal hidup”
yang ada yang jadi pemenangnya, yang lainnya tidak punya kesempatan menuju
Zygot, dan akhirnya mereka harus rela tidak punya kesempatan untuk hidup,
karena mereka tidak menang dalam perlombaan menuju Zygot, yang hanya dapat
ditempati oleh satu “bakal hidup” saja.
Selama berada di rahim “bakal hidup” bertemu dengan sel telur
/ indung telur, sejalan dengan jalannya waktu, mereka hidup dan tumbuh menjadi
janin, hingga akhirnya berbentuk manusia kecil atau bayi di dalam kandungan
sang wanitanya yang biasa di sebut seorang ibu.
Sang ibu mengandungnya dan merawatnya kandungan tersebut
dengan hat-hati dan penuh kasih sayang, selama kurang lebihnya 9 bulan 10 hari. Setelah 9 bulan sepuluh hari
usia kandungan sang ibu, lahirlah anak manusia kedunia, yang kemudian di beri
nama oleh sang ibu seperti nama kita, bayi itu adalah kita.
Ketika masih bayi kita dirawat dengan penuh kasih sayang,
penuh cinta dan kelembutan, sampai akhirnya bayi tersebut semakin bertumbuh dan
berkembang menjadi balita kecil , berusia
sekitar 5 sampai 7 bulan, dimana pada usia seperti ini, kita baru mualai
belajar untuk tengkurep, kita terus menerus berlatih untuk tengkurep akhirnya
kita mampu untuk tengkurep, sesuai dengan waktu kita bertumbuh menjadi balita berusia 8 sampai 10 bulan, di saat ini kita mulai belajar dan
berlatih terus menerus, mencoba berulang-ulang, dengan semangat, hasrat yang
kuat tanpa menganal lelah, dan tidak pernah
putus asa untuk bisa merangkak, dan akhirnya kita mampu untuk
merangkak. Apapun yang ada di depan kita
dengan rasa ingin tahu yang besar, kita ambil lalu kita masukan ke mulut
untuk kita makan.
Pada usia menuju 11
sampai 12 bulan, mulailah kita belajar untuk menapakan kedua kaki di atas bumi,
belajar berjalan, kalau jatuh bangun lagi, jatuh bangun lagi, terus-menerus
mencoba, tidak ada henti-hentinya walau kadang kaki kita terluka akibat
terjatuh dan terluka, dan pasti kita
menangis tapi hanya sebentar, selanjutnya
mencoba lagi, kita kuat untuk menahan sakit, dan tidak peduli, sampai akhirnya
orang tua kita, memberikan alat bantu agar cepat berjalan, berupa box roda
bayi, yang di gunakan untuk dapat mempercepat kita untuk mampu berjalan.
Akhirnya kita mampu untuk berjalan.
Tiba saatnya kita menjadi anak laki-laki berusia sekitar 4
sampai 5 tahun, di mana pada saat usia seperti ini, semua benda atau barang
yang menjadi keinginan kita harus dapat
kita miliki. Tibalah saatnya kita minta di belikan Es Krim kepada ibu kita, ibu bilang jangan nanti
batuk, kita terus meminta sambil merengek, ibu kita bilang lagi nanti sakit,
ibu ngga punya uang untuk berobat kalau
kamu sakit, seakan tidak peduli dengan
hardikan ibu, tetap saja kita merengek terus, sampai sekali lagi ibu kita
berkata ibu ngga punya duit nak, jangan ya…. Kita semakin tidak peduli lalu
merengek dan menangis sekenceng-kencengnya sambil berguling-guling dilantai
Toko Serba ada tempat menjual ES Krim tersebut, akhirnya ibu kita iba juga dan
merasa tidak enak kepada pengunjung
Toserba yang lain, karena mereka bisa terganggu, akhirnya ibu membelikan Es Krim
untuk kita, akhirnya kita bisa mendapatkan Es Krim yang kita inginkan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dicermati bahwa sejak kita
masih berada di dalam kandungan, bahkan belum berbentuk janin apalagi berbentuk
janin, kita masih berbe telah dibewrikan kemampuan oleh Tuhan Yang Maha Esa,
yaitu kemauan kuat, keinginan besar, kemampuan, dan kekuatan untuk segera
berusaha secepatnya mencapai Zygot (rahim) untuk bertemu sel telur, sehingga kita yang berhasil mengalahkan
jutaan “bakal hidup” lainnya, sehingga kita berhasil hidup menjadi seperti
sekarang, begitu juga pada saat kita masih bayi, berusaha untuk belajar
tengkurep walaupun harus dilakukan berulang-ulang, dilanjutkan lagi pada saat mulai belajar untuk merangkak, terus menerus
berusaha tanpa rasa putus asa, sehingga kita mampu untuk merangkak, dan pada
akhirnya kita belajar terus dan berusaha terus
untuk dapat berdiri dan berjalan, Ini semua mencerminkan bahwa kemauan
untuk berusaha terus menerus hasrat yang kuat serta keuletan yang tangguh sudah
memang kita miliki sejak kita masih bayi, inilah karunia Tuhan Yang Maha Esa,
terhadap ciptaan untuk dapat bertahan hidup dengan baik di dunia kelak.
Begitu juga saat kita masih kanak-kanak, begitu besar kemampuan
untuk memiliki sesuatu, dengan berusaha keras dan keuletan yang teguh, akhirnya berhasil
mendapatkan apa yang kita inginkan. Masalahnya sekarang adalah ketika kita sudah dewasa, dimana kemauan yang besar, keuletan,
ketangguhan tanpa batas , hasrat yang kuat, kesungguhan, keinginan kuat untuk
terus menerus belajar, dan semangat yang tidak mengenal putus asa, seakan-akan
telah hilang dan tidak ada lagi, kalaupun ada hanya sekedarnya saja.
Pada hal kita dapat memahami bersama bahwa kita dilahirkan
sebagai “pemenang, dan bukan dilahirkan sebagai pecundang” (sebagai orang yang
gagal yang tidak memiliki kemampuan).
Untuk itu sebagai Tenaga Penjual dan kita semua yang telah
sama-sama dewasa mari kita renungkan masalah ini, dan selanjutnya kita
bangkitkan dan aktualisasikan kembali semua kemampuan yang telah dibekali oleh
Tuhan Yang Maha Esa, dalam melakukan aktifitas atau bekerja untuk mencari
nafkah, sehingga dapat secara optimal dan dengan demikian hidup dan kehidupan
kita menjadi lebih berkualitas, sehingga akhirnya kita bisa hidup dengan baik ,
sejahtera, dan bahagia.
Salam sukses selalu .....
Lahir Sebagai Pemenang
Reviewed by sales motivation
on
Juni 01, 2016
Rating:
mantap.. semoga saya bisa selalu menjadi pemenang
BalasHapus